Pendidikan Islam Berbasis Qur’ani
Alamat: jl. Palagan Tentara Pelajar Km.15 Sembung, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.55582
———————————————————————————————————————————————–
SEJARAH PONDOK PESANTREN DARUL-HIKMAH
SLEMAN-YOGYAKARTA
Secara kronologis, sejarah pendirian PPDH dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu: a. Periode awal (1991-1996). Pendirian pondok pesantren ini bermula dari sebuah masjid sederhana sebagai sarana beribadah masyarakat muslim di Dusun Sembung. Ketika masyarakat merasakan kebutuhan sarana dan prasarana beribadah yang lebih memadahi, maka masjid sederhana tersebut kemudian direnovasi untuk menambah daya tampung jama’ah. Melalui usaha yang kuat dari beberapa tokoh masyarakat Sembung baik yang berada di Jakarta, Surakarta maupun yang berdomisili di Sembung sendiri, maka pada tanggal 17 April 1992, pembangunan dan renovasi Masjid Darul-Hikmah selesai diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Setelah masjid selesai dibangun dan direnovasi kemudian muncul ide bahwa anak-anak usia pra-sekolah dan usia sekolah membutuhkan sarana untuk kegiatan belajar mengajar. Di samping itu, kantor Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Taman Kanak-Kanak (TK) Kuncup Mekar II, Takmir Masjid dan Remaja Masjid Darul-Hikmah (PRIMADHA) serta Koperasi Sendi Mulya, yang berada di sekitar masjid juga perlu diperbaiki tempat kegiatannya. Oleh karena itu, kemudian Yayasan Darul-Hikmah yang dibentuk bersamaan dengan selesainya pembangunan dan renovasi masjid, membangun satu unit gedung untuk dipergunakan bagi perkantoran yang ada di sekitar masjid tersebut, pembangunan gedung ini selesai pada tahun 1997. Pada saat itu kegiatan Masjid Darul-Hikmah masih terbatas pada pengelolaan TPA, Majlis Ta’lim dan kegiatan remaja masjid.
b. Periode pembangunan (1996-1998). Pada periode ini Yayasan Darul-Hikmah (YDH) membangun dua buah unit gedung yang dikemudian hari diberi nama Gedung Ibnu Rusydi dan Gedung Ibnu Kholdun. Pada periode ini pengurus YDH terus berupaya membangun sarana dan prasarana serta sistem pendidikan pondok pesantren. Salah satu upaya pembangunan sistem pendidikan pondok pesantren itu ialah dengan diselenggarakannya kegiatan-kegiatan kajian/pelatihan bagi mahasiswa. Selain itu dibentuk pula Pusat Studi Agama dan Pengembangan Potensi Umat (PSAPPU) RAMADANIA sebagai pusat kajian keagamaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pada periode inilah secara resmi PPDH didirikan, yaitu pada tanggal 21 juni 1998. (sumber prasasti peresmian oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Dr. Ir. Muslimin Nasution).
Dari dua periode tersebut yaitu periode awal dan periode pembangunan, PPDH yang diidam-idamkan oleh para pendirinya belum juga menampakkan kemajuan yang signifikan selain kemajuan dalam bidang pembangunan fisik. Hal ini dikarenakan belum adanya pemimpin yang mampu mengelola lembaga pendidikan layaknya sebuah pondok pesantren pada umumnya dan lemahnya sistem publikasi tentang keberadaan lembaga tersebut kepada masyarakat luas.
c. Periode pengembangan, PPDH pada tahun 1999 ini secara lambat namun pasti, menampakkan denyut kehidupan kepesantrenannya dengan hadirnya seorang pengasuh, yaitu K.H. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. Pada periode ini PPDH mulai membangun sistem pendidikan yang mengarah pada perpaduan dua sistem pendidikan, yaitu sistem pendidikan nasional dan sistem pendidikan pesantren. Dalam hal ini penerapan sistem pendidikan nasional diselenggarakan di pendidikan formal. Sekolah yang pertama didirikan adalah SLTP (1999), disusul kemudian pada tahun 2002 berdiri SDIT dan terakhir SMA-T pada tahun 2003. Sedangkan sistem pendidikan pesantrennya dengan menyelenggarakan kajian-kajian khas pesantren seperti kajian kitab-kitab klasik/kitab kuning dengan metode bandongan, sorogan dan sejenisnya.
d. Periode Peralihan; terhitung sejak 21 Juni 2003 KH. M. Fadlil Munawwar Manshur, M.S meninggalkan kampus Darul-Hikmah karena masa tugas lima tahun beliau telah berakhir dan tidak dilakukan perpanjangan jabatan lagi. Ketiadaan seorang pengasuh di Darul-Hikmah membuat suhu udara menjadi panas, kering, hampa tanpa ruh. Masa fatroh (kekosongan pemimpin) ini berpengaruh besar pada kelancaran segala kegaiatan pesantren. Apalagi kepergian beliau diikuti pula oleh sebagian besar pembimbing dan santri DH. Sebuah eksodus besar-besaran! Tak berapa lama, tanggal 1 Januari 2005 hadirlah figur baru penyejuk dan penyemai kedamaian di asrama DH. Beliau adalah Drs. K.H. Muhammad Fathul Hilal, seorang muballigh yang humanis, rendah hati, sederhana dan bijaksana. Banyak kemajuan yang beliau hasilkan dalam waktu yang singkat. Suasana tegang dan ekskulisifme yang melekat erat pada diri Darul-Hikmah telah mampu beliau leburkan. DH mampu berbaur dan dapat diterima oleh masyarakat. DH dan masyarakat sudah menjadi satu keluarga. Inklusif!! Oleh karenanya, masa yang disebut terakhir ini lebih dikenal dengan Periode Kebangkitan.